MENELISIK LORONG GELAP
Reportase Investigasi: MENELISIK LORONG GELAP 

by Dadi Sumaatmadja

Dunia pers Indonesia baru benar-benar merdeka sejak tumbangnya rezim Orde Baru Mei 1998. Kebebasan pers muncul seiring dengan semakin derasnya tuntutan dan kebebasan masyarakat. Ironisnya, penegakan hukum loyo. Seiring dengan regulasi Surat Izin Usaha Penerbitan Pers (SIUPP) media pun bermunculan. Era reformasi membuka peluang bagi semua media untuk melakukan eksplorasi jurnalistik. Akhir kekuasaan Soeharto menjadi awal bagi semua media untuk memulai perlombaan : membongkar berbagai kasus besar yang pernah terjadi di masa Soeharto berkuasa. Tidak jarang media kebablasan menurunkan pemberitaan seenaknya tanpa memperdulikan check and recheck. Laporan selidikan sejak itu menjadi familiar. Iklim keterbukaan yang menaungi pers nasional rupanya tidak berbanding lurus dengan nasib pers itu sendiri. Hanya media tertentu yang memiliki modal besar, segmentasi pembaca jelas, tulisan yang dapat dipertanggung jawabkan adalah yang mampu bertahan.

Sesuai kodratnya, laporan investigasi sesungguhnya tidak bisa dibatasi dengan waktu dan dana. Reportase investigasi sejatinya membutuhkan waktu yang panjang, dikerjakan oleh sebuah tim yang berisi orang-orang ulet, sabar, militan, dan berdedikasi tinggi terhadap situasinya. Di Indonesia, reporter penyidik adalah gabungan antara pejuang berani mati, detektif super, dan anjing polisi yang terus menerus mencari jejak kejahatan, koruptor, dan kelemahan moral manusia lainnya. Reporter investigasi adalah wartawan yang ulet, sinis, yang tujuan utamanya membalikkan setiap batu untuk melihat binatang melata yang menjalar keluar dari bawahnya.

For additional information on publishing your books on iPhone and iPad please visit www.AppsPublisher.com
1030376153
MENELISIK LORONG GELAP
Reportase Investigasi: MENELISIK LORONG GELAP 

by Dadi Sumaatmadja

Dunia pers Indonesia baru benar-benar merdeka sejak tumbangnya rezim Orde Baru Mei 1998. Kebebasan pers muncul seiring dengan semakin derasnya tuntutan dan kebebasan masyarakat. Ironisnya, penegakan hukum loyo. Seiring dengan regulasi Surat Izin Usaha Penerbitan Pers (SIUPP) media pun bermunculan. Era reformasi membuka peluang bagi semua media untuk melakukan eksplorasi jurnalistik. Akhir kekuasaan Soeharto menjadi awal bagi semua media untuk memulai perlombaan : membongkar berbagai kasus besar yang pernah terjadi di masa Soeharto berkuasa. Tidak jarang media kebablasan menurunkan pemberitaan seenaknya tanpa memperdulikan check and recheck. Laporan selidikan sejak itu menjadi familiar. Iklim keterbukaan yang menaungi pers nasional rupanya tidak berbanding lurus dengan nasib pers itu sendiri. Hanya media tertentu yang memiliki modal besar, segmentasi pembaca jelas, tulisan yang dapat dipertanggung jawabkan adalah yang mampu bertahan.

Sesuai kodratnya, laporan investigasi sesungguhnya tidak bisa dibatasi dengan waktu dan dana. Reportase investigasi sejatinya membutuhkan waktu yang panjang, dikerjakan oleh sebuah tim yang berisi orang-orang ulet, sabar, militan, dan berdedikasi tinggi terhadap situasinya. Di Indonesia, reporter penyidik adalah gabungan antara pejuang berani mati, detektif super, dan anjing polisi yang terus menerus mencari jejak kejahatan, koruptor, dan kelemahan moral manusia lainnya. Reporter investigasi adalah wartawan yang ulet, sinis, yang tujuan utamanya membalikkan setiap batu untuk melihat binatang melata yang menjalar keluar dari bawahnya.

For additional information on publishing your books on iPhone and iPad please visit www.AppsPublisher.com
3.99 In Stock
MENELISIK LORONG GELAP

MENELISIK LORONG GELAP

by Dadi Sumaatmadja
MENELISIK LORONG GELAP

MENELISIK LORONG GELAP

by Dadi Sumaatmadja

eBook

$3.99 

Available on Compatible NOOK devices, the free NOOK App and in My Digital Library.
WANT A NOOK?  Explore Now

Related collections and offers

LEND ME® See Details

Overview

Reportase Investigasi: MENELISIK LORONG GELAP 

by Dadi Sumaatmadja

Dunia pers Indonesia baru benar-benar merdeka sejak tumbangnya rezim Orde Baru Mei 1998. Kebebasan pers muncul seiring dengan semakin derasnya tuntutan dan kebebasan masyarakat. Ironisnya, penegakan hukum loyo. Seiring dengan regulasi Surat Izin Usaha Penerbitan Pers (SIUPP) media pun bermunculan. Era reformasi membuka peluang bagi semua media untuk melakukan eksplorasi jurnalistik. Akhir kekuasaan Soeharto menjadi awal bagi semua media untuk memulai perlombaan : membongkar berbagai kasus besar yang pernah terjadi di masa Soeharto berkuasa. Tidak jarang media kebablasan menurunkan pemberitaan seenaknya tanpa memperdulikan check and recheck. Laporan selidikan sejak itu menjadi familiar. Iklim keterbukaan yang menaungi pers nasional rupanya tidak berbanding lurus dengan nasib pers itu sendiri. Hanya media tertentu yang memiliki modal besar, segmentasi pembaca jelas, tulisan yang dapat dipertanggung jawabkan adalah yang mampu bertahan.

Sesuai kodratnya, laporan investigasi sesungguhnya tidak bisa dibatasi dengan waktu dan dana. Reportase investigasi sejatinya membutuhkan waktu yang panjang, dikerjakan oleh sebuah tim yang berisi orang-orang ulet, sabar, militan, dan berdedikasi tinggi terhadap situasinya. Di Indonesia, reporter penyidik adalah gabungan antara pejuang berani mati, detektif super, dan anjing polisi yang terus menerus mencari jejak kejahatan, koruptor, dan kelemahan moral manusia lainnya. Reporter investigasi adalah wartawan yang ulet, sinis, yang tujuan utamanya membalikkan setiap batu untuk melihat binatang melata yang menjalar keluar dari bawahnya.

For additional information on publishing your books on iPhone and iPad please visit www.AppsPublisher.com

Product Details

BN ID: 2940012236760
Publisher: Apps Publisher
Publication date: 03/05/2011
Sold by: Barnes & Noble
Format: eBook
File size: 621 KB

About the Author

Dadi Sumaatmadja, lahir di Jakarta 6 September 1963. Ia memulai karir jurnalistiknya ketika masih sebagai mahasiswa Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial Bandung, dengan menjadi koresponden Majalah Berita Mingguan Topik dan Majalah Sport Mingguan Sportif. setelah menamatkan kuliahnya, ia kembali ke Jakarta, dan diterima sebagai reporter di Majalah Mingguan Berita Editor.

Di majalah yang telah dibredel oleh pemerintah ini, ia mulai membuktikan kemampuannya sebagai wartawan investigasi, hingga kemudian dipercaya menjadi Redaktur Investigasi dan Politik. karena Editor dibredel, ia pun ke majalah baru Mingguan Berita Tiras dengan tetap menjadi komandan investigasi.

Ketika di majalah Tajuk — cap sebagai wartawan penyidik yang disandangnya — ia lagi-lagi 'didudukkan' oleh kawan-kawannya sebagai Redaktur Investigasi. Tajuk bubar di tahun 2000, ia bergabung di Metro TV. Hingga 2003 ia menjadi produser acara Metro Realitas, sebuah program investigasi Metro TV. Kini ia menjadi Kepala Produksi Berita di televisi berita itu.

For an author bio and photo, reviews and a reading sample, visit www.drom.mobi
From the B&N Reads Blog

Customer Reviews