Dari Penguasa ke Rakyat Jelata
by Darminto M Sudarmo
Suatu hari, pada April 1998, Panitia Nobel merencanakan hendak memberi Hadiah Nobel bagi Presiden Soeharto. Salah seorang panitia kemudian menghubungi Pak Harto di Cendana, Jakarta. Berhubung Pak Harto sedang ke kamar mandi, maka yang menerima telepon itu adalah Mbak Tutut. Ketika panitia menyampaikan niatnya, Mbak Tutut tampak sangat surprised, karena itu ia menjadi agak gugup. Terutama ketika dikonfirmasi soal nama lengkap Presiden.
“Nama lengkap Bapak ya Romo Soeharto,” jawab Mbak Tutut malu-malu dan terdengar sayup-sayup di telinga panitia.
Beberapa minggu kemudian setelah Panitia Nobel berunding, diumumkan kepada publik dunia, bahwa salah seorang dari wilayah Asia Tenggara yang menerima Hadiah Nobel untuk Bidang Kemanusiaan dan Hak Asasi Manusia adalah Ramos Horta.
For additional information on publishing your books on iPhone and iPad please visit www.AppsPublisher.com